Dear Romo..
Tidak biasanya surat ini Yuni tulis di jam segini. Tidak ada alasan khusus. Hanya sedang ingin saja, Romo.
Malam ini malam tahun baru. Seperti malam-malam tahun baru sebelumnya, Yuni memang tidak pernah ke mana-mana. Hanya di rumah. Bukan sesuatu yang penting untuk menghabiskan malam di luaran sana. Bukan karena tidak ada teman atau apa, tapi karena itu tidak penting. Jadi, malam tahun baru kali ini akan Yuni habiskan di kamar dengan menonton film dan membaca literatur yang belum terselesaikan sambil mulai aktif kembali menulis buku harian per 1 Januari 2011. Ide yang sangat baik, bukan? Hehehehe...
Tadi malam Yuni juga belum menulis, Romo. Baiklah, Yuni akui Yuni masih malas menulis, tapi tidak untuk malas membaca. Yuni sedang memulai untuk rutin kembali membaca majalah Horison yang sudah Yuni beli untuk dikoleksi dari dua tahun yang lalu itu. Dan Yuni memulai dari majalah Horison yang Romo berikan kepada Yuni dulu. Bercerita tentang in memoriam Mochtar Lubis. Yuni tahu siapa beliau. Hanya sekedar tahu. Tapi, setelah membaca beberapa esai dari para sastrawan mengenai beliau, Yuni jadi semakin tahu seperti apa sosok beliau. Jadi berpikir, mengapa tidak dari dulu-dulu saja Yuni rutin untuk membaca majalah Horison yang sudah menumpuk ini. Oh ya, setelah Romo pulang nanti, jangan lupa kita pesan majalah Horison ya, Romo.
Beberapa menit yang lalu, Yuni baru saja selesai ngobrol dengan "mereka" tentang Romo. Banyak yang Yuni obrolkan. Salah satunya adalah mengapa Yuni tidak bisa selingkuh di belakang Romo. Hahahaha... Itu cerita basi. Cerita yang lainnya lagi adalah mengapa Yuni sudah sangat berubah dari sebelum "bertemu" Romo dibandingkan dengan yang sekarang. Yuni masih belum percaya saja, Romo. Entah apa yang bisa membuat Yuni menjadi "sembuh" sejak bersama Romo. Oh, Romo..Yuni punya cinta yang hebat buat Romo, bukan buat yang lain. Hehehe...
Romo, perut Yuni sakit. Ada bau kentut di mana-mana. Hahahaha...
Tidak biasanya surat ini Yuni tulis di jam segini. Tidak ada alasan khusus. Hanya sedang ingin saja, Romo.
Malam ini malam tahun baru. Seperti malam-malam tahun baru sebelumnya, Yuni memang tidak pernah ke mana-mana. Hanya di rumah. Bukan sesuatu yang penting untuk menghabiskan malam di luaran sana. Bukan karena tidak ada teman atau apa, tapi karena itu tidak penting. Jadi, malam tahun baru kali ini akan Yuni habiskan di kamar dengan menonton film dan membaca literatur yang belum terselesaikan sambil mulai aktif kembali menulis buku harian per 1 Januari 2011. Ide yang sangat baik, bukan? Hehehehe...
Tadi malam Yuni juga belum menulis, Romo. Baiklah, Yuni akui Yuni masih malas menulis, tapi tidak untuk malas membaca. Yuni sedang memulai untuk rutin kembali membaca majalah Horison yang sudah Yuni beli untuk dikoleksi dari dua tahun yang lalu itu. Dan Yuni memulai dari majalah Horison yang Romo berikan kepada Yuni dulu. Bercerita tentang in memoriam Mochtar Lubis. Yuni tahu siapa beliau. Hanya sekedar tahu. Tapi, setelah membaca beberapa esai dari para sastrawan mengenai beliau, Yuni jadi semakin tahu seperti apa sosok beliau. Jadi berpikir, mengapa tidak dari dulu-dulu saja Yuni rutin untuk membaca majalah Horison yang sudah menumpuk ini. Oh ya, setelah Romo pulang nanti, jangan lupa kita pesan majalah Horison ya, Romo.
Beberapa menit yang lalu, Yuni baru saja selesai ngobrol dengan "mereka" tentang Romo. Banyak yang Yuni obrolkan. Salah satunya adalah mengapa Yuni tidak bisa selingkuh di belakang Romo. Hahahaha... Itu cerita basi. Cerita yang lainnya lagi adalah mengapa Yuni sudah sangat berubah dari sebelum "bertemu" Romo dibandingkan dengan yang sekarang. Yuni masih belum percaya saja, Romo. Entah apa yang bisa membuat Yuni menjadi "sembuh" sejak bersama Romo. Oh, Romo..Yuni punya cinta yang hebat buat Romo, bukan buat yang lain. Hehehe...
Romo, perut Yuni sakit. Ada bau kentut di mana-mana. Hahahaha...
No comments:
Post a Comment