Setiap malam selalu disuguhi untuk memimpikan kamu. Entah apa sebab, aku tidak tahu. Katamu mungkin aku terlalu obsesi kepadamu. Ah, tidak tuh! Bukan menyangkal, tapi itu memang kenyataannya, kalau aku tidak obsesi kepadamu. Aku sudah mempelajari bagaimana seharusnya memperlakukan kamu. Yaitu bukan dengan posesif kepadamu. Iya, bukan? Iya kan saja lah.
Sebelum aku diizinkan untuk harus sadar dari tidurku oleh Tuhan, telingaku akan tetap terus tertutup. Ah, mungkin aku sedang mencari-cari pembenaran perihal telatnya aku bangun, hahaha..
Jendela kamarku ada gordennya. Akan selalu melambai-lambai jika angin menerobos lembut menggoda aku. Ujung-ujungnya aku semakin meringkuk tanpa bentuk di balik selimut merah. Aku bermusuhan dengan dingin. Masih ingat 'kan dengan puisiku yang judulnya "aku, dingin, dan selimut merah" ? Huh, aku benci dingin! Maaf..
Lain kali jangan menggodaku di waktu subuh, dingin. Kesal gitu!
No comments:
Post a Comment