Romo bermimpi tentang saya…
Kemarin aku bermimpi tentangmu. Kau menengadah, memandang awan yang tak pernah balik memandangmu. Dan sesekali kau tersenyum. Aku juga ada di sana . Memandangmu yang tak memandangku. Aku bertanya…
“Apakah kau tidak lelah memandang awan seharian?”
Kau diam, tetap dalam posisimu. Kemudian kau menghela nafas dan menjawab…
“Mengapa kau bertanya demikian? Apa kau tidak menyadari apa yang sedang kau lakukan?”
Aku diam. Berusaha mencerna pertanyaanmu.
“Lihatlah dirimu! Sepanjang hari hanya memandangku saja. Apa kau tidak bosan?”
Lalu aku mencoba menjawabmu…
“Bagaimana mungkin aku bosan? Hanya dengan memandangmulah rasa bosan menjauh dariku.”
Kau kembali berbicara tanpa menoleh ke arahku. Masih memperhatikan awan.
“Oh, begitu ya… Kalau begitu pertanyaanmu tadi sudah terjawab kan ?”
Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal. Membingungkan, pikirku. Tapi, tetap saja aku memandangmu kagum. Walaupun sedikit kesal karena kau menyalakan sepuntung rokok.
“Bagaimana? Sudah terjawab?”
“Kau sudah gila! Kau tidak bisa menganggap semua itu sama. Aku rela memandangmu sepanjang hari, rela menghabiskan waktu menemanimu duduk menatap awan tanpa henti. Itu karena begitu besarnya cintaku padamu. Bagaimana mungkin bisa sama? Jangan kau katakan bahwa kau jatuh cinta kepada awan. Omong kosong!!”
“Apa yang bisa kau harapkan dari rokokmu? Lihat saja, sebentar lagi mungkin kau yang akan dimusnahkan oleh rokok itu!!”
Kemudian kau tersenyum, dan tiba-tiba kau tertawa. Tapi, masih saja memandang awan. Sayup-sayup terdengar suara azan. Sebentar lagi malam akan tiba. Kau berhenti tertawa. Tapi, masih tetap menengadah. Memandang awan yang tak begitu kelihatan karena matahari semakin memudar. Kau masih juga menengadah. Seperti menunggu sesuatu, mengharapkan sesuatu. Aku pun masih terus memandangmu, memperhatikanmu. Kini kau menunduk sedikit, menghela nafas dan membuang puntung rokokmu. Kau berbalik ke arahku, memandangku dan langsung memelukku tanpa ragu. Kau berbisik pelan…
“Entah apa yang dapat melukiskan perasaanku saat ini. Sepanjang hari aku memandang langit. Ada awan dan matahari. Mereka di sana , bercengkrama. Tapi, kini malam tiba, dan akhirnya matahari pun pergi meninggalkan awan.”
Kemudian kau tertawa. Melepaskan pelukmu. Dan kini kau memegang jari-jariku hendak mengatakan sesuatu. Tapi, sayangnya aku terbangun dan mimpi itu memudar.
Romo romantis juga…
No comments:
Post a Comment